POLNYA AL QURAN DAN AL HADIST

Standard

http://ponpesgama.blogspot.com/2013/04/pol-nya-al-quran-dan-al-hadits.html

1_115380471l

Keagungan dan kemuliaan Allah sebagai Sang Pencipta alam semesta tak terbandingi oleh apapun, karena pada hakekatnya semua yang selain Allah adalah makhluq, demikian pula dengan kalam Allah yang mengalahkan semua kalam, sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW : وَفَضْلُ كَلاَمِ اللهِ عَلَى سَائِرِ الْكَلاَمِ كَفَضْلِ اللهِ عَلَى خَلْقِهِ (رواه الترمذى في كتاب فضائل القرآن حسن غريب) Artinya: Keutamaan kalam Allah (Al-Qur`an) mengalahkan semua kalam sebagaimana keutamaan Allah mengalahkan makhluqNya.
Sebaliknya jika seseorang menganggap ilmu dunia itu lebih utama dan lebih mulia daripada Al-Qur`an dan Al-Hadits maka itu adalah sebuah penghinaan kepada Allah! Rasulullah SAW bersabda : وَمَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فَرَأَى أَنَّ أَحَدًا أُعْطِيَ أَفْضَلَ مِمَّا أُعْطِيَ فَقَدْ عَظَّمَ ماَ صَغَّرَ اللهُ وَصَغَّرَ ماَ عَظَّمَ اللهُ (رواه الطبرانى Artinya: Dan barangsiapa membaca Al-Qur`an lalu ia menganggap bahwa ada seseorang yang telah diberi sesuatu yang lebih utama daripada (Al-Qur`an) yang telah diberikan kepadanya maka sungguh ia telah mengagungkan sesuatu yang diremehkan oleh Allah dan ia telah meremehkan pada sesuatu yang telah diagungkan oleh Allah. Oleh karena itulah Allah mengangkat derajat orang iman yang ‘alim, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur`an: يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ * سورة المجادلة ١١ Artinya: Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian, dan orang-orang yang diberi ilmu (dari kalangan kalian), beberapa derajat. Dan (ingatlah), Allah Maha Waspada tentang apa yang kalian lakukan.

APAKAH ANDA TELAH BERSYUKUR HARI INI

Standard

http://ponpesgama.blogspot.com/

tangan
Begitu banyak nikmat Alloh yang diberikan kepada kita, sampai – sampai kita tak akan pernah mampu untuk menghitungnya, bukan karena terlalu kecilnya nikmat, seperti debu, yang karena lembutnya kita tidak akan pernah mampu menghitungnya, namun karena begitu lengkap dan kompleksnya nikmat dari Alloh yang kita dapatkan. Terkadang membutat kita lalai – lupa mensyukurinya ? Seolah – olah nikmat Alloh itu automatic ada dalam diri kita, Mestikah kita menunggu nikmat Alloh itu dicabut baru kemudian kita terhentak untuk merenungi nasib ?

Berapa seringkah kita bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepada kita per harinya?
Saudaraku…… begitu banyak kebutuhan …keinginan … harapan… cita cita …. . Bersyukur merupakan kewajiban seorang hamba kepada Tuhannya, Bagi yang rajin akan berada di angka 165 kali atau lebih. Dengan catatan rajin berdzikir sehabis sholat wajib dengan membaca tahmid – Alhamdulillah 33 kali, selain tasbih dan takbir. Itu pun (kebanyakan) tanpa penghayatan karena sudah terbiasa sama sekali. Tapi, Alhamdulillah masih mending daripada yang hanya sambil lalu saja.

Ibn Athaillah dalam kitabnya – Al-Hikam – mendefinisikan syukur adalah sarana untuk memanfaatkan dan memelihara karunia-Nya. Hati yang bersyukur memperkuat dan memantapkan kebaikan yang ada. Orang awam mungkin hanya bersyukur saat mendapatkan kesenangan materi saja. Tetapi, orang yang dekat dengan Allah menyadari semua yang terjadi di dunia, baik itu nikmat atau musibah sekalipun akan senantiasa disyukuri. Siapa tidak mensyukuri nikmat, berarti menginginkan hilangnya. Dan siapa mensyukurinya, berarti telah secara kuat mengikatnya.

Allah Ta`ala berfirman : Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (Q.S An-Nahl [16] : 114)

Bersyukur merupakan ibadah paling mudah, tetapi sangat sedikit orang yang menyadari dan melakukannya. Hanya hamba yang benar-benar beriman yang bisa mensyukuri setiap nikmat dan rizki yang telah Allah berikan. Sekecil apapun itu, jika kita bersyukur maka nilainya akan tinggi di mata Allah Ta`ala. Kita bisa menghirup udara segar, tangan kita bergerak melakukan apa saja yang kita mau, mata kita bisa melihat dengan jelas, kaki kita bisa berjalan dan tubuh kita tegap tanpa takut terjatuh, perut kita bisa mencerna makanan dengan tidak memuntahkannya, telinga kita masih bisa mendengar, itu semua nikmat dari Allah.

AllahTa’ala berfirman: Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nahl 18)

Hati yang selalu ikhlas, ridla dengan takdir-Nya, lisan yang selalu ringan mengucap syukur dan berakhlaqul karimah terhadap sesama manusia merupakan bentuk nyata dari mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Orang yang senantiasa bersyukur kepada Allah, qana’ah, selalu mengambil hikmah terhadap segala permasalahan, maka hidupnya akan tentram, pikirannya tidak cemas, hatinya selalu bersih dari kesombongan dan kekufuran. Tetapi sebaliknya, orang yang tidak mau dan lupa bersyukur maka Allah akan mencabut nikmat yang telah diberikan-Nya dan mengganti dengan siksa yang pedih. Naudzubillahi min dzalik.

Janji Allah tak akan luput seperti pada surat Q.S Ibrahim [14] : 7, Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Oleh karenanya, perlu disadari jika kita bersyukur maka keimanan kita bertambah, ilmu kita bertambah, harta kita bertambah, amal kita bertambah. Bersyukur bukanlah hal sulit. Bersyukur bukanlah hal remeh yang mesti kita tinggalkan. Tapi sebaliknya harus kita tingkatkan, walau banyak yang lupa meninggalkannya. Karenanya ingatlah: “Fabiayyi Aalaa’i Robbikumaa Tukadz-dzibaan – Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang (bisa) kamu dustakan?”

PENDAFTARAN BUDI UTOMO PERAK JOMBANG

Standard

budi utomo perak

Memperhatikan visi SMA Budi Utomo yakni ; Mewujudkan sekolah unggul menghasilkan SDM yang bertaqwa, berbudi pekerti luhur, berprestasi, berdaya saing, berbudaya dan berwawasan lingkungan, serta usulan dari sebagian orang tua siswa, agar para putra-putrinya dapat menjadi Generasi muda profesional religius yang memiliki ketaqwaan yang tinggi /menjadi mubaligh – mubalighoh ( Spiritual Quotient ), memiliki daya juang , akhlakul karimah, tobiat luhur, mampu bekerja sama ( Emotional Quotient ), menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, ( Inteligence Quotient ) , berkepribadian sukses ( Personal Quotient ) maka SMA Budi Utomo, Tahun Pelajaran 2013/3014 kembali MENERIMA PESERTA DIDIK BARU, meliputi:

• KELAS UMUM :
o Pendaftaran dilayani 1 – 7 Juli 2013, ditutup 7 Juli 2013 jam 12.00,
o Pengumuman 7 Juli 2013, jam 14.00
o Daftar Ulang, 7 – 8 Juli 2013 s/d jam 17.00
o
• KELAS KHUSUS.
o Pendaftaran dilayani 1 – 5 Juli 2013,
o Pengumuman 7 Juli 2013, jam 12.00, bagi yang belum lolos seleksi, bisa langsung diterima di kelas umum.
o Daftar Ulang, 7 – 8 Juli 2013 s/d jam 17.00
Secara garis besar, ketentuan Program Kelas X Kelas Umum sebagai berikut :

halaman2

Untuk kelancaran pendaftaran Bapak Ibu, MULAI HARI INI bisa membayar biaya sekolah sesuai dengan jumlah di atas melalui:
Rekening Sekolah 3654.01.002244.53.3 BRI Unit Perak a.n. Anton Abd. Rahman,S.Pd.
Berkas pendaftaran bisa MULAI HARI INI dikirim ke sekolah atau melalui email ppdb2013smabu@gmail.com

Keterangan lebih lengkap tentang Kelas khusus bisa menghubungi Bapak Totok Musafir, S.Pd dengan nomor HP 081 939 860 212 atau Bambang Wahyudi, No HP 081 330 330 354

Catatan Penting :
• SEMUA SISWA / PESERTA DIDIK BARU MULAI MASUK SEKOLAH HARI SELASA 9 JULI 2013, KEGIATAN PEMBINAAN / PENDALAMAN MATERI AGAMA,
• MASA ORIENTASI SEKOLAH, 15 – 17 JULI 2013.

http://smabugama.blogspot.com/

sejarah LDII

Standard

images
LDII atau Lembaga Dakwah Islam Indonesia menjadi besar, ternyata mempunyai sejarah yang lumayan panjang. Berikut ini sejarah berdirinya LDII atau Lembaga Dakwah Islam Indonesia :

Cikal bakal organisasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) didirikan pada tanggal 3 Januari 1972 di Surabaya, Jawa Timur dengan nama Yayasan Karyawan Islam (YAKARI)
Pada musyawarah besar [MUBES] YAKARI tahun 1981, nama YAKARI diganti menjadi Lembaga Karyawan Islam [LEMKARI].
Pada musyawarah besar [MUBES] LEMKARI tahun 1990, sesuai dengan arahan Jenderal Rudini sebagai Menteri Dalam Negeri [Mendagri] waktu itu, nama LEMKARI yang sama dengan akronim Lembaga Karate-Do Indonesia, diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia

sumber : http://ldii.info/sejarah-ldii.html

LDII Peduli Kesehatan Masyarakat

Standard

ldii-Seminar-Peduli-kesehatan-300x225
Jakarta-Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) kemarin di kantor DPP LDII Jalan Arteri Tentara Pelajar Patal Senayan Jakarta Senin 14/1 mengadakan acara “Semiloka Kesehatan” yang mengambil tema “Mewaspadai Dampak Penggunaan Pemanis Buatan dalam Kaitanya dengan Penderita Diabetes” menghadirkan tiga nara sumber pakar kesehatan dari UI, dr.lutfi Hardiyanto Ph.D, dan Prof. Hardinsya dari IPB
Penggunaan pemanis buatan yang semula hanya ditujukan pada produk-produk khusus untuk penderita diabetes, saat ini penggunaannya semakin meluas pada berbagai produk pangan secara umum,Padahal efeknya sangat membahayakan bagi kesehatan tubuh. Demikian dikatakan Prof.Dr.Ir.H.Hardinsyah MS Guru besar departemen Gizi Masyarakat Fema IPB dan ketua umum Pergizi Pangan Indonesia pada semiloka kesehatan yang diselenggarakan oleh DPP LDII.
Sambutan Ketua DPP LDII

Dr. Sobar Wiganda ketua DPP LDII dalam sambutan pembukaannya mengatakan bahwa semiloka yang diselenggarakan untuk umum ini tujuannya agar kita mengetahui dari para pakar tentang makanan yang sehat bagi kesehatan tubuh, sehingga jika badan sehat ibadahnya jadi lancar
“Dakwah itu tidak hanya membahas tentang hukum-hukum Islam saja, pengetahuan tentang kesehatan juga termasuk dakwah, sebab dengan kita mengetahui ilmu kesehatan kita bisa menjalankannya sehingga badan jadi sehat, kan ibadahnya juga jadi lancar,” ujar Sobar
Semiloka kesehatan mewaspadai dampak penggunaan pemanis buatan kaitanya dengan penderita diabetes Yang diikuti oleh 200 peserta ini bermaksud DPP LDII ingin mendapatkan informasi yang benar dari para ahli kesehatan,sehingga LDII belajar secara ilmiah, setelah mendapatkan secara rinci akan mensosialisasikan kepada warga LDII dan masyarakat luas, demi penyelamatan umat yang timbul dari pemanis buatan, lanjut Dr. KH Sobar Wiganda
Penjelasan Pemateri dalam Semiloka DPP LDII

Dr. Lutfi dan prof. Hardinsyah dalam semiloka tersebut menjelaskan bahwa mewaspadai dampak penggunaan pemanis buatan kaitanya dengan penderita diabetes serta bahayanya pemakaian Bahan Tambahan Pangan (BTP) Pemanis buatan yang mengandung asam aspartam dan asam siklamat bagi kesehatan
“Ada tiga belas jenis BTP buatan yang banyak digunakan oleh perusahaan, salah satunya adalah Aspartam, jika masuk kedalam lambung senyawa kimianya akan berubah menjadi formalin,” Urai Lutfi
Untuk itu baik Lutfi maupun Hardinsyah, mengingatkan agar jika makan makanan dan minum jangan sampai berlebihan, secukupnya saja, sebagai pencegahan dini usahakan sebelum makan dan minum dalam bentuk kaleng agar dibaca komposisinya, terutama bagi penderita diabet, sarannya (fin)

sumber :http://www.ldii-bali.org/2013/01/15/ldii-peduli-kesehatan-masyarakat/

perkembangan LDII, buah dari perjuangan bapak (alm) KH. Nurhasan

Standard

abg
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) saat ini semakin berkembang pesat. Terbukti dengan merambahnya gerakan dakwah ini sampai ke manca negara seperti Malaysia, Singapura, Australia, Amerika, Eropa bahkan sampai ke Saudi Arabia terutama Mekkah. Di Indonesia sendiri LDII sudah ada di 33 provinsi, 302 Kabupaten dan Kota, 1637 PC (setingkat kecamatan) dan 4500 PAC (setingkat desa/kelurahan) seluruh Indonesia. Dari segi jumlah jamaah juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Menurut catatan Departemen Agama pada tahun 1989 jumlah warga LDII mencapai 30 juta orang.

Hal ini tidak luput dari pengamatan Syeikh Dr. Abdullah Nasri Yahya Al Asiri, seorang mufti dari Makkah Saudi Arabia serta dosen di Ma’had Haram Makkatul Mukarromah. Perkembangan yang sangat pesat ini tidak terlepas dari perjuangan tokoh-tokoh yang ada didalamnya, tak terkecuali KH. Nurhasan Al Ubaidah (Alm). “Perkembangan LDII yang demikian pesat ini adalah buah dari perjuangan Syeikh Nurhasan Al Ubaidah yang ‘alim robbaaniy (seseorang yang berilmu dan ahli mendidik)”, kata Syeikh Abdullah di Pondok Pesantren Walibarokah LDII Kediri.

Pada Kamis malam, 17/01/13 pukul 22.00 wib beliau Syeikh Dr. Abdullah Nasri kembali mengunjungi Pondok Pesantren Walibarokah LDII Kota Kediri. Dalam kunjungan yang untuk ke sekian kalinya ini beliau ditemani oleh Syeikh Sulaiman Fifi yang juga seorang dosen di Ma’had Haram Makkatul Mukarromah.

Selain berlibur, kedua Syeikh tersebut juga akan mengadakan dauroh ilmiyah yaitu pengkajian kitab Umdatul Ahkam dan kitab Al Irsyad selama satu minggu yang diikuti oleh sekitar 200 ustadz-ustadz LDII alumni Pondok Pesantren Walibarokah dari seluruh Indonesia. (gB)

sumber :http://www.jabar.ldii.or.id/perkembangan-ldii-buah-dari-perjuangan-seorang-alim-robbaaniy/

Pandangan Muhammadiyah Tentag LDII

Standard

tanya jawab

Pertanyaan:

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Saya warga Muhammadiyah, saya ingin bertanya mengenai hal yang menurut saya sangat penting, karena sebentar lagi saya mau menikah dengan wanita LDll. Bagaimana pandangan Muhammadiyah terhadap ajaran LDil? Terima kasih atas jawabannya.

Dwi Purwanto

alamat e-mail dwipurwant@qmail.com

(disidangkan pada hari Jum’at, 1 Rajab 1432 H / 3 Juni 2011 M)

Jawaban:

Wa ‘alaikumus-salam wr. wb.

Pertama, kami mengucapkan selamat kepada saudara karena telah menemukan wanita pilihannya untuk dinikahi. Kedua, karena kebetulan wanita pilihan saudara berasal dari kelompok Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDil), dan sesual dengan pertanyaan saudara di atas, maka ada beberapa hal yang perlu perhatian. Bahwa LDIl pemah ditetapkan sebagai aliran sesat, karena dianggap reinkarnasi dari Islam Jamaah. Butir kesesatannya adalah karena di antara paham yang dikembangkan oleh LDll ini adalah paham takfir, yakni menganggap semua orang Islam yang tidak bergabung ke dalam barisannya dianggap sebagai orang kafir. LDll yang didirikan oleh mendiang Nur Hasan Ubaidah Lubis, awalnya bernama Darul Hadis, kemudian berganti nama menjadi Islam Jama’ah, setelah dinyatakan terlarang oleh Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (PAKEM) – Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Karena kembali meresahkan masyarakat, akhirnya dilarang melalui SK Jaksa Agung RI No. Kep.-08/D.A/10. 1971.SetelahitubergantinamaLEMKARI(Lembaga Karyawan Dakwah Islam), padatahun 1990 dalam Mubes di Asrama Haji Pondok Gede bergantinama menjadi LDII

Untuk diketahui, Pokok-Pokok Ajaran islam Jamaah / LDil adalah sebagai berikut:

1. Orang Islam di luar kelompok mereka adalah kafir dan najis, termasuk kedua orangtua sekalipun.

2. Kalau ada orang di luar kelompok mereka yang melakukan shalat di masjid mereka, maka bekas tempat shalatnya dicuci karena dianggap sudah terkena najis.

3. Wajib taat pada amir atauimam mereka.

4. Mati dalam keadaan belum baiat kepada amir/imam LDIl maka akan mati jahiliyah (kafir).

5. Al-Qur an dan Hadits yang boleh diterima adalah yang mankul (yang keluar dari mulut imam/amir mereka) selain itu haram diikuti.

6. Haram mengaji Al-Qur’an dan Hadits kecuali kepada imam/amir mereka.

7. Dosa bisa ditebus kepada sang amir atau imam dan besarnya tebusan tergantung besar kecilnya dosa yang diperbuat dan ditentukan oleh amir/imam.

8. Harus rajin membayar infak, shadaqahdan zakat kepada Amir/Imam mereka. Selain kepada mereka adalah haram.

9. Harta. zakat, infak dan shadagah yang sudah diberikan kepada amir/imam haram ditanyakan catatannya atau penggunaannya.

10. Haram membagikan daging Qurban/ zaxat fitrah kepada orang Islam di luar kelompoknya

11. Haram shalat di belakang imam yang bukan dari kelompok mereka, kalau terpaksa tidak perlu wudlu dan harus diulang.

12. Haram menikahi orang di luar kelompoknya.

13. Perempuan LDil kalau mau bertamu di rumah orang selain kelompoknya harus memilih waktu haid (dalam keadaan kotor).

14. Kalau ada orang di luar kelompok mereka bertamu ke rumah mereka maka bekas tempat duduknya harus dicuci karena dianggap najis.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan sepuluh kriteria suatu aliran dapat digolongkan tersesat. Namun, tidak semua orang dapat memberikan penilaian suatu aliran dinyatakan keluar darin ilai-nilai dasar Islam.”Suatu paham atau aliran keagamaan dapat dinyatakan sesat bila memenuhi salah satu dari sepuluh kriteria,” kata Ketua Panitia Pengarah Rakernas MUI Tahun 2007, Yunahar Ilyas, di Jakarta. Sepuluh Kriteria Aliran Sesat tersebut adalah:

1. Mengingkari rukun iman dan rukun Islam

2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar’I (Al-Qur’an dan As-Sunnah),

3. Meyakini turunnya wahyu setelah Al-Qur’an

4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Qur’an

5. Melakukan penafsiran Al-Qur’an yang tidak berdasarkan kaidah tafsir

6. Mengingkari kedudukan Hadits Nabi sebagai sumber ajaran Islam

7. Melecehkan dan atau merendahkan para Nabi dan Rasul

8. Mengingkari Nabi Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul terakhir

9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah

10. mengkafirkan kaum muslim tanpa dalil syar’i

Yang menarik sebagaimana hasil rakernas LDII 2007, organisasi kemasyarakatan berbasis keagamaan ini tidak menajiskan atau mengjkafirkan orang dan masjid yang dikelola terbuka untuk umum. Dalam LDII juga tidak ada keamiran dan mau diimami oleh siapa saja, dengan mengiktui ijma’ ulama untuk melakukan taswiyah al-manhaj dan tansiq al-harakah.”kami punya paradigm baru” kata ketua Wanhat DPD LDII Kota CVirebon, Drs. H, Mansyur MS.

Namun ketua MUI KH. Ma’ruf Amin menyatakan bahwa memang saat ini LDII sedang berusaha untuk meyatu dengan ormas Islam lainnya. Tapi MUI belum merehabilitasinya. MUI akan membuka diri jika LDII berkeinginan kembali bergabung bersama ormas lain, asalkan bersedia menyampaikan surat pernyataan secara resmi, tidak akan berperilaku seperti yang dituduhkan selama ini. Salah satunya menganggap orang diluar mereka kafir.

Sebenarnya I’tikad baik LDII untuk keluar dari eksklusifisme sudah mulai terlihat, dimana sebagian mereka sudah mau bersalaman dan tidak mencuci tangannya lagi setelah bersalaman. Namun untuk batin hanya Allah yang tahu.

Oleh karena itu apabila sudah tidak mengamalkan pokok-pokok ajaran yang 14 butir diatas, dan tidak ada indikasi kearah aliran sesat , maka umat Islam dapat membuka diri termasuk muhammadiyah, dalam rangka tawashau bil-haq wa tawashau bishober.

sumber : http://www.muhammadiyah.or.id/13-content-188-det-tanya-jawab-alislam.html

aktifitas pengajian LDII

Standard

123

1. Pengajian kelompok tingkat PAC

Pengajian ini diadakan rutin 2 – 3 kali dalam seminggu di masjid-masjid, mushalla-mushala atau surau-surau yang ada hampir di setiap desa di Indonesia. Setiap kelompok PAC biasanya terdiri 50 sampai 100 orang jamaah. Materi pengajian di tingkat kelompok ini yaitu Quran (bacaan, terjemahan dan keterangan), hadis-hadis himpunan, dan nasihat agama. Dalam forum ini pula jamaah LDII diajari hafalan-hafalan doa, dalil-dalil Quran Hadis dan hafalan surat–surat pendek ALquran. Dalam forum pengajian kelompok tingkat PAC ini jamaah juga dikoreksi amalan ibadahnya seperti praktek berwudu dan salat.

2. Pengajian Cabe rawit

Pengembangan mental agama dan akhlakul karimah jamaah dimulai sejak usia dini. Masa kanak-kanak merupakan pondasi utama dalam pembentukan keimanan dan akhlak umat, sebab pada usia dini seorang anak mudah dibentuk dan diarahkan. Pengajian Cabe rawit diadakan setiap hari di setiap kelompok pengajian LDII dengan materi antara lain bacaan iqro’, menulis pegon, hafalan doa-doa, dan surat-surat pendek Alquran. Forum pengajian Caberawit juga diselingi dengan rekreasi dan bermain.

3. Pengajian Muda-mudi

Muda-mudi atau usia remaja perlu mendapat perhatian khusus dalam pembinaan mental agama. Pada usia ini pola pikir anak mulai berkembang dan pengaruh negatif pergaulan dan lingkungan semakin kuat. Karena itu pada masa ini perlu menjaga dan membentengi para remaja dengan kefahaman agama yang memadai agar generasi muda LDII tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat, dosa-dosa dan pelanggaran agama yang dapat merugikan masa depan mereka. Sebagai bentuk kesungguhan dalam membina generasi muda, LDII telah membentuk Tim Penggerak Pembina Generus (TPPG) yang terdiri dari pakar pendidikan dan ahli psikologi[http://www.ppg-indonesia.com/index.php/tentang/ Penggerak Pembina Generus (PPG)]. Pembinaan generasi muda dalam LDII setidaknya memiliki 3 sasaran yaitu[http://www.ppg-indonesia.com/index.php/tentang/ tri sukses Penggerak Pembina Generus (PPG)]:

* Menjadikan generasi muda yang sholeh, alim (banyak ilmunya) dan fakih dalam beribadah.

* Menjadikan generasi muda yang berakhlakul karimah (berbudi pekerti luhur), berwatak jujur, amanah, sopan dan hormat kepada orang tua dan orang lain

* Menjadikan generasi muda yang tertib, disiplin, trampil dalam bekerja dan bisa hidup mandiri

4. Pengajian Wanita/ibu-ibu

Para wanita, ibu-ibu dan remaja putri perlu diberi wadah khusus dalam pembinaan keimanan dan peningkatan kepahaman agama, mengingat kebanyakan penghuni neraka adalah kaum ibu/wanita. Sabda Rasulullah SAW:

“Diperlihatkan padaku Neraka, maka ketika itu kebanyakan penghuninya adalah wanita.” Hadis riwayat Bukhori dalam Kitabu al-Imaan

Selain itu banyak persoalan khusus dalam agama Islam menyangkut peran wanita dan para ibu. Haid, kehamilan, nifas, bersuci (menjaga najis), mendidik dan membina anak, melayani dan mengelola keluarga merupakan persoalan khusus wanita dan ibu-ibu. Disamping memberikan kerampilan beribadah forum pengajian Wanita / ibu-ibu LDII juga memberikan pengetahuan dan ketrampilan praktis tentang keputrian yang berguna untuk bekal hidup sehari-hari dan menunjang penghasilan keluarga.

5. Pengajian Lansia

Para Lansia perlu mendapatkan perhatian khusus mengingat pada usia senja diharapkan umat muslim lebih mendekatkan diri kepada Allah sebagai persiapan menghadap kepada Ilahi dalam keadaan khusnul khotimah.

“Sesungguhnya pengamalan itu dilihat dari akhirnya”

6. Pengajian Umum

Pengajian umum merupakan forum gabungan antara beberapa jamaah PAC dan PC LDII. Pengajian ini juga merupakan wadah silaturahim antar jamaah LDII untuk membina kerukunan dan kekompakan antar jamaah.

Semua pengajian LDII bersifat terbuka untuk umum, siapapun boleh datang mengikuti setiap pengajian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Dakwah_Islam_Indonesia

sumber hukum yang ada di LDII

Standard

images Sumber hukum LDII adalah Alquran dan Hadis. Dalam memahami Alquran dan Hadis, ulama LDII juga menggunakan ilmu alat seperti ilmu nahwu, shorof, badi’, ma’ani, bayan, mantek, balaghoh, usul fiqih, mustholahul-hadits, dan sebagainya. Ibarat orang akan mencari ikan perlu sekali menggunakan alat untuk mempermudah menangkap ikan, seperti jala ikan. Perumpamaannya adalah seperti orang yang akan mencari jarum di dalam sumur perlu menggunakan besi semberani. Untuk memahami arti dan maksud ayat-ayat Alquran tidak cukup hanya dengan penguasaan dalam bahasa ataupun ilmu shorof. Alquran memang berbahasa Arab tapi tidak berarti orang yang mampu berbahasa Arab akan mampu pula memahami arti dan maksud dari ayat-ayat Al-Qur’an dengan benar. Penguasaan di bidang bahasa Arab hanyalah salah satu kemampuan yang patut dimiliki oleh seorang da’i atau muballigh, begitupun ilmu alat (nahwu shorof). Di LDII untuk memahami arti dan maksud dari ayat-ayat Alquran maka para da’i ataupun para muballigh / ghoh telah memiliki kemampuan-kemampuan sebagaimana berikut: 1. Ilmu balaghoh, yaitu ilmu yang dapat membantu untuk memahami dan menentukan mana ayat-ayat yang mansukh (diganti/ralat) dan mana ayat-ayat yang nasikh (gantinya), dan mana ayat-ayat yang merupakan petunjuk larangan (pencegahan). 2. Ilmu asbabun nuzul, yaitu ilmu yang membahas sebab-musabab turunnya ayat-ayat Alquran. Dengan ilmu tersebut dapat diketahui situasi dan kondisi bagaimana dan kapan serta dimana ayat suci Alquran diturunkan. 3. Ilmu kalam, yaitu ilmu tauhid yang membicarakan tentang keesaan Allah, sekaligus membicarakan sifat-sifat-Nya. 4. Ilmu qiro’at, yaitu ilmu yang membahas macam-macam bacaan yang telah diterima dari Nabi Muhammad (Qiro’atus Sab’ah). 5. Ilmu tajwid, yaitu ilmu yang membahas cara-cara yang benar dalam membaca Alquran. 6. Ilmu wujuh wan-nadzair, yaitu ilmu yang menerangkan kata-kata dalam Alquran yang mempunyai arti banyak. 7. Ilmu ghoribil Quran, yaitu ilmu yang menerangkan makna kata-kata yang ganjil yang tidak terdapat dalam kitab-kitab biasa atau tidak juga terdapat dalam percakapan sehari-hari. 8. Ilmu ma’rifatul muhkam wal mutasyabih, yaitu ilmu yang menerangkan ayat-ayat hukum dan ayat-ayat yang mutasyabihah. 9. Ilmu tanasubi ayatil Quran, yaitu ilmu yang membahas persesuaian/kaitan antara satu ayat dalam Alquran dengan ayat yang sebelum dan sesudahnya. 10. Ilmu amtsalil Quran, yaitu ilmu yang membahas segala perumpamaan atau permisalan. sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Dakwah_Islam_Indonesia

cara ibadah warga LDII dengan warga islam yang lain, apakah beda ???

Standard

cara-sholat-orang-ldii

Berbedakah Cara Ibadah Warga LDII dengan Umat Islam Lainnya ??
Jawabnya TIDAK .. !!

Rukun Islam ada 5, satu di antaranya shalat. Sedangkan dalam shalat ada 13 rukun dimulai Takbiratul Ihram hingga Salam. Dalam shalat wajib 5 waktu, warga LDII juga melaksanakan 13 rukun yang diwajibkan.

Memang sedikit terjadi perbedaan dalam shalat. Itu pun hanya “fur’iyyah” yang tidak perlu didiskusikan.Yakni, mereka tidak “menzaharkan” membaca Bismillah, tetapi hanya “mensirkan” serta tidak membaca doa qunut pada Shalat Shubuh, tetapi mereka tetap mengangkat tangan ketika KH Zulfiqar Hajar memimpin doa usai taushiyah.

Dari perjalanan “Muhibbah Tabayyun” ke 2 Ponpes LDII di Ponpes Wali Barokah Kediri dan Ponpes Gadingmangu di Jombang tidak terlihat sama sekali penyimpangan dalam shalat. Santri-santriwati yang berjumlah 2.000an di setiap Ponpes secara khusyu’ mengikuti setiap prosesing dalam shalat tersebut. Bahkan, imam dalam shalat tersebut hafiz Alquran lulusan Mekkah (Arab Saudi).

Ada keistimewaan kedua Ponpes itu yang (mungkin) tidak dipunyai Ponpes-ponpes milik Ormas Islam lainnya. Yakni, para santri-santriwati membaca Alquran setelah shalat sunnah (rawatib) pada setiap shalat wajib hingga muazzin mengumandangkan qomat.

Selain itu, mereka setiap malam melaksanakan “Shalat Malam” (Shalat Tahajjud) dimulai pukul 02.00-03.00 WIB serta senantiasa mengucapkan “Shallallahu alaihi wasallam” ketika pentaushiyah mengajak bershalawat kepada Rasulullah SAW.

Dalam bidang kebersihan, seharusnya umat Islam mau belajar dengan LDII. Sebab, LDII benar-benar mengamalkan Hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi “ “Annazhofatu minal iman” (kebersihan itu bagian dari iman).

Rombongan ulama termasuk wartawan Skala menyaksikan secara langsung, bagaimana kebersihan itu harus senantiasa dijaga. Tidak saja kamar tidur yang bersih dan teratur, bahkan kamar mandi juga sangat bersih dengan nenyediakan sandal/selop serta ada “batasan suci”, sehingga sandal/selop tidak boleh berada di tempat “batasan suci” serta lantai dalam dan luar setiap gedung senantiasa tetap bersih.

Satu hal sangat mengagumkan, usai shalat wajib, rombongan ulama menyaksikan sepatu dan sandal/selop tersusun rapi di anak tangga masjid dalam posisi siap pakai.

Begitu juga kebersihan anak dan pegangan tangga serta lantai yang berada di menara agung Masjid Baitul A’la di Ponpes Wali Barokah Kediri setinggi 99 meter atau 23 lantai (Asmaul Husna) yang di kubahnya terdapat 60 Kg emas murni sangat bersih. Ini terbukti tidak berdebu. Begitu juga lantainya, sehingga rombongan ulama Medan yang naik hingga ke puncak menara tidak merasakan adanya kotoran di tangan dan kaki, karena rombongan hanya “berkaki ayam”.

Selain senantiasa menjaga kebersihan, warga LDII juga sangat disiplin, rukun, kompak dan sangat memuliakan tamu yang berkunjung dengan memberikan fasilitas sangat memadai. Mereka benar-benar mengamalkan Hadits Rasulullah SAW yang maknanya :”Siapa-siapa yang berman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka hendaklah dia memuliakan tamu”.

Jadi, tidak mengherankan tetamu datang dari berbagai penjuru nusantara. Tidak saja dari seputaran Pulau Jawa saja, tetapi juga dari pula-pulau lain beragam provinsi da kabupaten/kota datang “bertabayyun” ke dua Ponpes LDII itu.

Dalam pengajaran, para santri-santriwati tidak “alergi” dengan pentaushiyah dari luar LDII. Seperti taushiyah disampaikan KH Amiruddin MS dan Drs H Amhar Nasution MA usai Shalat Shubuh dan Zuhur. Ini artinya, warga LDII sudah bersifat terbuka tidak eksklusif sebagaimana yang terjadi pada paradigma lama. Namun, dengan paradigma baru, mereka lebih terbuka lagi kepada masyarakat umum.

Paradigma baru ini bukan dalam perbaharuan akidah. Mereka tetap mengakui Allah sebagai Tuhan Yang Mahaesa dan Nabi Muhammad bin Abdullah SAW sebagai Rasul dan utusan Allah, berpegang teguh kepada Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW (Hadits) serta patuh kepada pemimpin dan ulama.

Dalam bidang sosial-kemasyarakatan, baik sebagai tuan rumah maupun peserta, warga LDII ikut aktif. Seperti kegiatan-kegiatan ilmiah dan keagamaan semisal MTQ dan berbagai pelatihan kepemimpinan serta kegiatan lain berupa khitanan massal, penghijauan dan gotong-royong. (HA Ramadhan)

TAUSHIYAH: Ribuan santri-santriwati Ponpes Wali Barokah LDII Kediri terlihat serius dan khusyu’ mendengarkan tauhsiyah Buya KH Amiruddin MS usai Shalat Subuh di Masjid Baitul A’la Ponpes itu, Selasa (14/6). (Foto: Skala/Ramadhan)

ASMAUL HUSNA: Menara Masjid Baitul A’la Ponpes Wali Barokah Kediri mendapatkan julukan menara “Asmaul Husna”, karena berketinggian 99 M dengan 23 lantai.